Tokoh Filsafat: Kong Hu Cu serta Ajaran Moral Konfusianisme

Kong Hu Cu serta Ajaran Moral Konfusianisme





Kong Hu Cu atau Konfusisus hidup sekitar tahun 551-479 SM. Beliau lahir pada tanggal 27 September 551 SM di Negara Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song atau sekarang lebih dikenal sebagai Qu Fu, Provinsi Shandong. 

Sumber: porosilmu.com




Pemikiran filsafatnya menekankan pada moralitas pribadi dan pemerintahan dan menjadi populer karena asasnya kuat pada sifat-sifat tradisional Tionghoa. Beliau itu diakui seperti "nabi" dalam agama Kong Hu Cu.


Buku Analek disusun setelah beliau meninggal. Buku tersebut berisi diskusi pembicaraan beliau dengan murid-muridnya dan juga berisi inti ajaran-ajaran beliau.


Ajaran Konfusianisme menekankan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Ajaran ini menhgajarkan moralitas sebagai manusia atau disebut "manusia yang utuh". Konfusianisme diajarkan untuk menggantikan hukum manusia yang bersifat represif dan koersif (memaksa dan menekan). Hukum manusia tidak perlu diterapkan sebagi pengatur hidup manusia apabila moralitas manusia sudah terbentuk. Atau bisa dikatakan hukum manusia harus dilandasi oleh moralitas dan dapat diaplikasikan apabila manusia tidak lepas darinya.



Ajaran filsafat dari Tiongkok ini menjadikan masyarakat di sana yang menganut Konfusianisme menolak berhubungan langsung dengan hukum. Kalau begitu bukankah nanti akan terjadi chaos? Ternyata penolakan tersebut tidak diartikan secara harifah atau benar-benar menolak hukum, mereka cenderung untuk mencari jalan damai atau tengah dari berbagai masalah yang mereka hadapi.



Selanjutnya, kita bahas mengenai falsafah dasar konfusianisme. Jadi, ada tiga fasafah dasarnya, yaitu:

1. Tian, diartikan sebagi Maha Pencipta Alam Semesta. Di sini, manusia tidak bisa memahami hakekat sejati Tian. So, Ia dilambangkan dengan Yuan (yang selalu hadir), Heng (yang selalu berhasil), Li (yang selalu membawa berkah) dan Zhen (yang selalu adil).

2. Xing, merupakan jati diri manusia atau kodrat yang diartikan sebagai perwujudan firman Tian dalam diri mamusia. Xing ini yang menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya.

3. Ren, disebut juga perikemanusiaan. Terdapat dua bagian dari Ren, Zhong (setia) dan Shu (Solidaritas).



Lalu ada juga ajaran delapam kebajiakn atau Ba De dalam ajaran Konfusiamisme, antara lain:

1. Xiao, atau laku hati. Ini mengajarkan untuk berbakti kepada oarang tua, leluhur, dan guru.

2. Ti, atau rendah hati. Sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua serta yang tua membimbing yang muda.

3. Zhong, atau setia. Ajaran yang mengajarkan kesetian terhadao atasan, reman, kerabat, dan juga negara.

4. Li, atau susila. Harus bersopan santun dan bersusila

5. Yi, atau bijaksana.

6. Liam, atau suci hati. Merupakan menerapkan sifat hidup yang sederhana, menjaga kesucian, dan tidak menyimpang.

7. Chi, atau tahu malu. Adalah sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.


Referensi



1. "Sastra, Moralitas, dan Konfusius". lsfdiscourse.org. 9 Desember 2019. 29 Juli 2020. https://lsfdiscourse.org/sastra-moralitas-dan-konfusius/


Comments