Tokoh Filsafat: Lao Zi dan Ajaran Taoisme

Lao Zi dan Ajaran Taoisme




Pernah dengar Taoisme? Kalau belum pada artikel ini aku bakal kupas mengenai Taoisme dan pemikiran Lao Zi yang lainnya. 

Sumber: famousphilosophers.org




Lao Tzu/Lao Li merupakan pendiri aliran taioisme ini. Beliau dilahirkan di Provinsi Ku, Chuguo, Louyang yang sekarang dikenal sebagai provinsi Henan. Beliau hidup sekitar tahun 570-470 SM. Lao Zi pernah diangkat menjadi kepala perpustakaan pada zaman dinasti Zhou.


Dalam ajaran taoisme, intinya itu Dao. Apa sih Dao itu? Dao diartikan sebagai tidak berbentuk, tetapi Dao juga merupakan proses dari semua makhluk dan benda yang eksis dalam alam raya ini. Dao terwujud dalam benda hidup, untuk benda lain bernama De. Nah, gabungan dari Dao dan De melahirkan taoisme. Taoisme bersifat tenang, abadi dan lembut. Keabadian manusia dapat tercapai ketika mampu mencapai Dao ini.


Dari taoisme ini juga, Lao Zi merumuskan pembentukan alam raya. Dari Dao melahirkan sesuatu. Nah, dari sesuatu ini lahirlah Yin Yang. Kalian pasti familiar dengan Yin Yang. Dengan prinsip keseimbangan, Yin Yang saling melengkapi satu sama lain. Dan semua benda hidup maupun mati mengandung Yin Yang.


Dao seharusnya tidak bisa diberi nama serta tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Untuk memudahkan pengertian Dao, Dao dapat diartikan sebagai jalan. Dao dipandang bisa mengatasi segala hal di jagat raya ini. Oleh karena itu, manusia harus hidup mengikuti jalan dalam artian Dao, memahami hakekatnya juga hidup selaras dengan Dao.


Lao Zi juga merumuskan Wu-wei. Wu-wei secara singkat diartikan seseorang harusnya jangan berkegiatan terlalu banyak atau secara eksplisit berkegiatan yang menyimpang dari wu-wei, karena wu-wei ini adalah sifat dasar kehidupan yang selaras dengan alam semesta. Jangan berbuat berlebihan gitu atau sewenang-wenang atau semaunya sendiri. Prinsip wu-wei yaitu hidup itu santuy, jangan tegang terus. Sifat wu-wei itu seperti air; lembut, sederhana juga bebas. Dan yang paling penting kejernihan, hanya kejernihan yang dapat ditangkap mata batin. 


Taoisme menegaskan, hidup manusia sudah ditetapkan oleh "langit". Dengan Dao, manusia tidak menyeleweng dari "jalan" yang sudah digariskan dan dapat dikatakan manusia yang baik. Saat manusia mengikuti Dao, dia tak perlu lagi takut akan kematian karena kematian itu merupakan proses alam yang tidak dapat dilawan. Hanya dengan kematian manusia kembali lagi ke asal, Dao.


Referensi

1. Fung Yu-Lan. 1990. Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu. Yogyakarta: Liberty.

2. H.G. Creel. 1990. Alam Pikiran Cina: Sejak Confucius sampai Mao Zedong. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

3. Sudarman, Sutradharma Tj. 1998. Menjalani Kehidupan Buddhisme, Confuciusme dan Taoisme. Jakarta: Sunyata.

4. Smith, Huston. 1999. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan OBOR.

5. Takwin, Bagus. 2003. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur. Yogyakarta: Jalasutra.

6. "Lao Tzu dan Filsafat Taoismenya". Kompasiana.com. 12 November 2018. 29 Juli 2020. https://www.kompasiana.com/sufita/5be8d732bde5751ec26b2536/lao-tzu-dan-filsafat-taoismenya

Comments