Tokoh Filsafat: Anaximenes dan "Udara"
Anaximenes dan "Udara"
Anaximenes berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros. Tentang riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, yang jelas beliau lebih muda daripada Anaximandros. Kematiannya diperkiraan sekitar tahun 528/526 SM. Sama seperti Anaximandros, beliau menulis buku, tetapi hanya satu fragmen yang tersisa.
Sumber: history-biography.com |
Anaximenes bergelut dengan cabang filsafat metafisika sama seperti Thales dan Anaximandros dan masih satu aliran, monisme. Beliau sulit menerima filsafat Anaximandros ketika Anaximandros menjelaskan hubungan antara yang metafisik dan fisik. Kemudian Anaximenes melihat bahwa zat fisiklah yang merupakan dasar dari segala sesuatu. Dan zat itu yang biasa kita hirup sehari-hari, yaitu udara. Menurut beliau, udara meliputi segala sesuatu di jagat ini, membuat manusia hidup dan demikianlah udara menyatukan segala hal di universe ini.
Mengenai pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses condensation atau pemadatan dan rarefaction atau pengenceran dari udara. Dari sini terbentuklah angin, air, api, tanah, batu dan sebagainya. Beliau berargumen kalau bumi itu yang melahirkan si matahari, bulan dan bintang-bintang dari uap bumi yang melayang ke atas, karena di atas encer maka terbentuklah mereka. Anaximenes juga berargumen kalau bumi itu melayang-layang di udara dan si matahari, bulan dan bintang-bintang mengelilingi si bumi. Ketika si matahari dan kawan-kawannya tak terlihat, itu karena mereka tertutup oleh bagian bumi yang lebih tinggi. Wah! Cocok banget sama teori bumi datar!
Anaximenes juga berpendapat mengenai jiwa. Dulu, Thales berpendapat bahwa benda matipun memiliki jiwa, kalau Anaximenes mirip dengan gagasan Anaximandros yang menyatakan bahwa jiwa serupa dengan udara. Ketika Anaximandros berpendapat jiwa serupa udara, Anaximenes menegaskan jiwa merupakan kumpulan dari udara. Buktinya yaitu, manusia memerlukan udara untuk bernapas dan mempertahankan hidupnya. Untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan alam semesta berdasarkan prinsip dasar udara.
Catatan tambahan, tema tentang tubuh sebagai mikrokosmos yang mencerminkan alam semesta sering dibicarakan dalam Filsafat Yunani.
Referensi
1. Hadiwijono, Harun. 1994. Sari Sejarah Filsafat Barat I. Yogyakarta: Kanisius.
2. Rusell, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat “dan kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Bertens, Kees. 2013. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
4. Hatta, Mohammad. 1986. Alam Pemikiran Yunani. Jakarta: UI-Press.
5. Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
6. AM, Suhar. 2010. Filsafat Umum “Konsepsi, Sejarah dan Aliran”. Jakarta: Gaung Persada Press.
7. Tjahjadi, Simon Petrus L. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.
Comments
Post a Comment