Tokoh Filsafat: Thrasymakos dan Keadilan

Thrasymakos 



Thrasymakos hidup sekitar 445-380 SM menurut Dionisio, lebih muda dari Lysias. Berasal dari kota Chalcedon di Bosporus, yang merupakan koloni dari Megara. Beliau digolongkan sebagai kaum sofis dan terkenal dalam bidang retorika juga etika. Dalam bidang retorika, Thrasymakos merupakan sofis pionir dan Aristoteles menyebutnya sebagai penerus dari Tisias.

Sumber: iep.utm.edu



Peninggalan karya Thrasymakos antara lain: Paduan Utama (The Greta Text-Book), Subyek-subyek bagi Seni Berpidato (Subjects for Oratory), Jumlah yang Berlebih-lebihan (Preponderance), dan lainnya. Sayang sekali, saat ini cuma ada sedikit sumber mengenai pemikiran Thrasymakos. Satu-satunya peningalan yang terisisa adalah sebuah pidato menampilkan gaya retorika Thrasymakos.


Thrasymakos menyampaikan teori keadilan kepada Socrates, bahwa keadilan hanyalah kepentingan orang yang terkuat. Teori ini merupakan pandangan atas realitas yang terjadi. Asal-usul keadilan merupakan dari kekuasaan.


Jadi, begini, para penguasa memerintah untuk memperluas kekuasaanya, membuat hukum dan bila ditaati maka disebut "keadilan". Thrasymakos mengatakan kalau ada orang yang ingin memenuhi kepentingan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain maka disebut "tidak adil". Maka untuk menjadi "adil", orang itu harus menaati hukum yang dibuat oleh para penguasa yang "tidak adil" karena hanya memenuhi kepentingan mereka sendiri. Penguasa yang "tidak adil" dianggap berhasil dan disanjung walapun sebenarnya tidak memiliki keadilan tersebut.


Dengan radikal Thrasymakos menolak definisi atau teori lain tentang keadilan yang berasal dari orang lain. Beliau menegaskan apapun keputusan penguasa merupakan keadilan. Tidak peduli itu mengutungkan rakyat atau tidak, yang penting keuntungan diri pengausa terlebih dahulu.


Lebih lanjut, Thrasymakos mengolok Socrates tentang seni memimpin, kenapa? Well, Socrates mengatakan kalau seni memimpin adalah melayani orang lain. Padangan ini sangat naif sekali menurut Thrasymakos. Menurut Thrasymakos seni memimpin adalah wujud hasrat manusia yang tak pernah terpuaskan dan berisi kepentingan-kepentingan manusia itu sendiri. 


Thrasymakos menggunakan perumpamaan seorang penggembala domba. Pengembala mencarikan rumput ke ladang bertujuan bukan untuk mensejahterakan kehidupan domba-domba miliknya. Tapi keuntungan yang didapatkan dari domba-domba itu sendiri. Dengan rumput yang diberikan maka diharapkan domba akan gemuk. Dari sini jelas sekali penggembala (baca: penguasa) cuma menginginkan hasil yang terbaik untuk dirinya sendiri.



Eso es todo
Gracias por leer
¡Y nos vemos la proxima!



Referensi


1. Audi, Robert. 1999. "Thrasymachus". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press.

2. Freeman, Kathleen. 1952. Ancilla to the Pre-Socratic Philosophers. Oxford: Basil Blackwel.

3. Guthrie, W.C.K. 1977. The Sophist. London: Cambridge University Press.

4. Woodruff, Paul. 1999. "Rhetoric and Relativism: Protagoras and Gorgias". In The Cambridge Companion to Early Greek Philosophy. A.A. Long. London: Cambridge University Press.

5. Zeller, Edward. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books.

6. "Dialogue Socrates: Glaucon, Adeimantus, Polemarchus, Cephalus, Thrasymanchus, Cleirophon. kompasiana.com. 13 Juli 2019. 23 September 2020. https://www.kompasiana.com/balawadayu/5d28d4f8097f36614432b7c2/dialogue-socrates-glaucon-adeimantus-polemarchus-cephalus-thrasymachus-cleitophon-1?page=all

7. "Keadilan Sofistik Thraaymanchus". ibtimes.id. 17 Februari 2020. 23 September 2020. https://ibtimes.id/keadilan-sofistik-thrasymachus/

8. "Thrasymanchus Biografi, Pemikiran dan Karya". id.thpanorama.com. 23 September 2020. https://id.thpanorama.com/articles/filosofa/trasmaco-biografa-pensamiento-y-obras.html

Comments