Tokoh Filsafat: Zeno dari Citium dan Stoisisme

Zeno dari Citium





Zeno dari Citium yang tentu saja berasal dari Citium, Siprus. Lahir tahun 334 SM dan meninggal pada tahun 262 SM. Merupakan pendiri mazhab Stoa dan aliran Stoisisme. Zeno datang ke Athena tahun 312/311 SM dan memulai studi filsafat dari Crates of Thebes, yang ialah aliran Sinisisme atau Cynic. Aliran ini terkenal di Athena kala itu, yang menekankan kebahagiaan sejati merupakan ketidaktergantungan terhadao sesuatu yang acak atau mengambang. Kaum Cynic atau Sinis menolak kebahagiaan yang berasal dari kekayaan, kekuatan, kesehatan, dan kepamoran.

Sumber: classicalwisdom.com




Selanjutnya, filsafat Zeno juga begitu dipengaruhi kaum Cynic. Menyangkut hal kemerdekaan manusia adalah dengan memilih cara hidup, bukan patuh pada aturan hukum, melainkan taat pada keteraturan alam, sebab hukum tertinggi adalah hukum alam yang diatur oleh sang ilahi; itu pemikiran Crates. Dan dalan pengaruhnya, Zeno menuliskan gagasan bagaimana hidup dalam dunia politik kala itu, yang berjudul Republik. 


Ada beberapa hal yang Zeno tidak setujui mengenai ajaran Sinisisme, Zeno tampak dekat dengan Plato dan mendukung visi pokitik persahabatan dan kerukunan; yang menonjolkan pendidikan kebaikan moral; orang bijak akan mencingai orang muda berdasarkan penampilannya memanifestasikan anugerah kebaikan. Zeno menganggap cinta sebagai tuhan yang melahirkan persahabatan dan kebebasan, dan juga kerukunan. Dalam Republik-nya Zeno, beliau memandang cinta sebagai Tuhan; sebagai penolong keamanan kota. Pengetahuan hanya dimiliki oleh orang bijak dan mebentuk kerukunan di dalam kondisi persahabatan.


Plato menulis Republik dengan visi perfect soceity dari negara kota ideal, sedangkan Republik-nya Zeno sangat berbeda. Republik milik Zeno adalah utopia, yang warganya mengkalim alam semesta sebagai rumah mereka dan di mana setiap warga hidup sesuai dengan hukum alam dan pemahaman rasional. Pria dan wanita sama di mata masyarkat dan terhapusnya ketidakadilan karena semua tindakan berasal dari akal. Tidak ada hukum yang diperlukan karena tidak ada kejahatan. Kebutuhan manusia diurus dengan cara sama seperti hewan di alam, tidak ada namanya keserakahan atau kebencian. Cinta mengatur segala hal dan semua orang.


Selain dipengaruhi Crates dalam aliran sinisisme, Zeno juga terpengaruh oleh pemikiran Socrates dalam hal etika dan keberanian. Hal tersebut terutama dipengaruhi peristiwa kematian sukarela Socrates dan Zeno menganggapnya sebagai martir. Kemudian mempengaruhi cara berpikir mazhab Stoa dan sebuah sekolah yang beliau dirikan, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, apalagi kalau kematian itu dilakukan dengan sukarela atas nama kebaikan.


Prinsip hidup bahagia diukur dari kebajikan dan moralitas, bukan dari sistem hukum sebuah negara atau pemerintahan. Pemikiran lain Zeno tentang anti-kemapanan dipengaruhi oleh Deodorus Cronus dan Stilpo. Dari dua filsuf tadi, menurunkan pemikiran bahwa, seorang yang bijak adalah yag merasa cukup diri; tidak membutuhkan kawan (mandiri); terbebas dari hasrat memiliki.


Kemudian pemikiran Zeno dalam kehidupan rakyat Athena yang menderita karena menginginkan apa yang tidak mereka miliki atau takut kehilangan apa yang mereka miliki. Mengejar kesenangan kemudian setelah mendapatkan kesenangan berusaha untuk mempertahankannya. Alih-alih kesenangan, manusia harus mempertimbangkan alasan dan mengakui kalau semua hal tidak kekal dan tanpa nilai abadi. Kala manusia sudah memahami ini, manusia itu "tercerahkan", dibebaskan dari "perbudakan terhadap hasrat". Ajaran ini begitu populer saat itu, "Ajaran menjernihkan pikiran dan memugkinkan seseorang untuk melihat melampaui apa yang dipikirkan seseorang yang ingin dia kenali semua yang benar-benar dibutuhkan seseorang-yang sebenarnya ialah diri".


Gagasan selanjutnya yaitu perbedaan manusia dengan hewan. Hewan mengejar kesenangan karena mereka dikendalikan oleh naluri yang mendorong mereka untuk terdorong, sedangkan manusia karena telah diberi alasan; harus diatur oleh pemikiran rasional dan hidup secara wajar. Mengejar kesenangan sebagai makna hidup berarti menjadi tidak lebih dari hewan.


Selanjutnya, tentang empat prinsip stoisisme, yaitu:

1. Bahwa Tuhan (dalam bentuk dan wujud apapun itu) akan selalu peduli pada semua makhluk hidup.

2. Hidup yang penuh kebijaksanaan itu penting untuk kebahagiaan kita.

3. Alam raya bekerja secara harmoni dan kita harus hidup harmonis dengan alam

4. Semua hal yang terjadi pasti ada alasannya.



That's all
Thanka for reading
And see you next time!



Referensi




1. Audi, Robert. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy, Edinburg: Cambridge University Press.

2. Long, A.A. 1974. Hellenistic Philosophy. Los Angeles: University of California Press.

3. Rowe, Christoper; Malcolm Schofield; Simon Harrison; and Melissa Lane. 2001. Sejarah Pemikiran Politik Yunani Romawi. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

4. Sandbach, F. H.1989. The Stoics. London: Bristol Classical Press.

5. Stumph, Samuel Enoch.1966 Socrates to Sartre: A History of Philosophy. New York: McGraw-Hill, Inc.

6. "Filsafat Stoicism (Zeno of Citium)". kompasiana.com. 11 Juni 2020. 12 November 2020. https://www.kompasiana.com/amp/teguhsubrata/5ee12b49097f36433c4b4392/filsafat-stoicism-zeno-of-citium

7. "Zeno of Citium". ancient.eu. 15 Februari 2011. 12 November 2020. https://www.ancient.eu/Zeno_of_Citium/

8. "Zeno dan Stoikisme". warstek.com. 4 Agustus 2020. 12 November 2020.  https://warstek.com/zeno-dan-stoikisme/

Comments