Tokoh Filsafat: Protagoras, Kebenaran itu relatif
Protagoras dan Relativisme
Protagoras hidup pada sekitar tahun 490-420 SM. Beliau berasal dari Abdera, daerah Thrace yang terletak di pantai utara Laut Aegea. Beliau merupakan salah satu Kaum Sofis dan menghabiskan sebagian besar kehidupannya dengan perjalanan ke negeri-negeri lain. Salah satunya yaitu Athena, di Athena Protagoras diminta oleh Perikles untuk turut andil bagian dalam menyusun konstitusi bagi koloni Athena di Thurioi sekitar tahun 444 SM. Sayang sekali, beliau pada akhirnya dituduh atas kedurhakaan terhadap agama, lalu buku-buku beliau dibakar. Protagoras kemudian lari ke Sisilia, tapi sudah jatuh tertimpa tangga pula, kapal yang ditungganginya tenggelam.
Sumber: massimopigliucci.medium.com |
Pada masa hidup Protagoras, beliau menghasilkan banyak buku. Karena banyak bukunya yang dibakar, hanya tersisa beberapa fragmen pendek saja. Tenang saja, pemikiran filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarkan oleh para filsuf selanjutnya. Terima kasih untuk Plato, karena dua buku dialognya yang berjudul Theaitetos dan Protagoras merupakan sumber utama. Oh ya, buku yang paling terkenal dari Protagoras pada masanya yaitu, Kebenaran atau Aletheia.
"Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."
Kalimat di atas terdapat dalam buku Protagoras yang berjudul Kebenaran. Beliau mengajarkan ajaran pengenalan dalam kalimat tersebut. Protagoras memyatkan kalau kebenaran dianggap tergantung pada manusia. Manusia diartikan sebagai individu. Pandangan ini dinamakan relativisme. Ajaran relativisme Kaum Sofis menyatakan kalau tidak ada satu pengenalapun yang bersifat absolut atau objektif. Sebab apa? Karena benda yang kita amati selalu berubah dari waktu ke waktu kemudian kondisi fisik dan jiwa pengenal tidak selalu stabil. Atau lebih gamblangnya, baik dan buruk bersifat relatif. Kebenaran didasarkan oleh masing-masing individu yang bersangkutan. Kebenaran umum itu tidak ada. Apa yang dikatakan seseorang merupakan hasil apa yang dirasakan oleh seseorang itu sendiri dan tentu saja hal tersebut bisa saja dianggap tidak benar oleh seseorang yang lain. Berlaku pula sebaliknya.
Misalnya, si A mengatakan kalau hari ini lebih panas dari pada hari kemarin kemduian si B membantah kalau hari ini panasnya sama seperti hari kemarin. See? Kebenaran absolut itu tidak ada, kebenaran itu relatif. si A dan si B mempunyai kebenaran individu berdasarkan apa yang mereka rasakan. Kira-kira begitulah maksud tentang ajaran pengenalan Protagoras.
Karya Protagoras yang berjudul Pendirian-Pendirian yang Bertentangan mengemukakan, "tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan". Ingatkan kalau kebenaran itu tidak absolut dan tergantung setiap orang. Dari sini, bisa disimpulkan kalau satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya. Konsekuensi ini adalah retorika (ingat tentang Georgias). Sesosok orator ulung harus bisa menyakinkan kalayak umum tentang kebenaran yang diyakininya. Butuh argumen, gaya bahasa, dan bujukan-bujukan yang khas untuk memikat orang lain.
Pendapat tentang negara menurut Protagoras yaitu negara diadakan oleh manusia. Tujuannya? agar manusia terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam bebas. Kemudian, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lain untuk membenguk negara. Well, karena ini real life bukan disney manusia menyadari kalau hidup bersama juga susah. Dengan mitos, Protagoras mengatakan kalau manusia itu dibeikan dua hal oleh dewa, yaitu: keadilan atau dike dan hormat terhadap orang lain atau aidos. Dengan dua hal pemberian dewa tadi, maka hidup manusia bisa dikatakan happy ending. Tapi nyatanya tidak begitu juga.
"Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benarbenar asa atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukat hakekat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek." Kata Protagoras dalam bukunya yang berjudul Perihal Dewa-Dewi.
Pandangan ini termasuk skeptimisme yang artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran. Dam sangat cocok dengan relativisme dalam ajaran pengemalan Protagoras.
C'est tout
Merci beaucoup
Et au revoir
Referensi
1. Bartens, Kees. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
2. Tjahjadi, Simon Petrus L. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.
3. "Filsafat Protagoras". afidburhanuddin.wordpress.com. 21 September 2013. 25 Agustus 2020. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/filsafat-protagoras/amp/
4. "Protagoras; Biografi dan Pemikiran". afidburhanuddin.wordpress.com. 21 September 2013. 25 Agustus 2020. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/protagoras-biografi-dan-pemikiran/amp/
Comments
Post a Comment