Ulasan Buku: Metamorfosa Samsa Karya Franz Kafka , "Kisah Manusia yang Berubah Menjadi Serangga"
Metamorfosa Samsa, "Kisah Manusia yang Berubah Menjadi Serangga"
Penulis : Franz Kafka
Penerjemah : Sigit Susanto
Tahun Terbit : April 2018
ISBN : 9786026486196
Dimensi : 13 × 20,5 cm
Halaman : 112/SC/Bookpaper
Kutipan dari penerbitbaca.com
Ketika pada suatu pagi terbangun dari mimpi buruk, Gregor Samsa mendapati dirinya telah berubah menjadi seekor serangga raksasa yang menjijikkan di ranjangnya. Ia terlentang dengan batok punggungnya yang keras, dan jika sedikit mengangkat kepala, ia bisa melihat perutnya yang cokelat berbulu dan berbuku-buku melengkung kaku di atas hamparan seprai yang tampak hendak melorot seluruhnya. Kakinya yang banyak, tampak kurus menyedihkan dibanding dengan ukuran tubuhny, bergetar lemah di depan matanya.
Kutipan dari Metamorfosa Samsa halaman 1, paragraf 1
Balik lagi bersama Discimusacitya dalam ulasan buku, kali ini aku bakal mengulas atau me-review bukunya Franz Kafka, sebuah novela to be exact. Dari paragraf pertama sudah terlihat jelas plot dan masalah yang dialami si Gregor, selaku tokoh utama. Out of the blue, Gregor setelah bangun tidur menjadi serangga besar nan menjijikan pula.
Sumber: wikipedia.org |
Mungkin bagi kalian plotnya terlihat absurd, bagaimana mungkin manusia berubah menjadi serangga. Atau kalian yang mengharapkan apa penyebab terjadinya metamorfosis setelah membaca cerita ini. Kalian enggak akan menemukan apa penyebabnya and whatsoever. Di cerita ini kalian akan disajikan bagaimana kehidupan Gregor setelah bermetamorfisosis.
Menurutku ide ceritanya memang absurd, tapi somehow aku menikmati alur yang membawa bagaimana nasib Gregor selanjutnya. Cerita ini merupakan khas Kafka yang absurd dan di luar nalar. Sejauh ini aku baru baca dua buku dari Kafka, ini dan Proses. Di cerita Proses pun sama, absurd (masuk dalam daftar buku yang akan ku review).
Untuk karakter, aku suka dengan karakter si Gregor ini. Perubahan dari manusia menjadi serangga bukanlah masalah. Dia tetaplah Gregor yang dulu! Gregor yang khawatir dengan pekerjaannya, bagaimana caranya dia bekerja kalau sudah menjadi serangga?! Kemudian rasa takutnya kepada ayahnya pun masih sama, sedangkan rasa aman dan nyaman terhadap ibu dan adik perempuannya pun masih sama.
Dalam pengantar penerjemah buku ini, Kafka di gambarkan memang takut kepada ayahnya.
Grete, adik perempuan Samsa, identik dengan adik perempuan Kafka bernama Ottla. Kafka sangat mencintai adiknya dan ibunya. Namun, dalam hidupnya, Kafka takut kepada ayahnya. Sebab itu, pada cerita ini, ketika ayah Samsa mendekati kamar yang masih terkunci dari dalam, Samsa ketakutan. Sebaliknya, ketika Grete dan ibunya mendekat, Samsa senang.
Kutipan dari Metamorfosa Samsa halaman IX-X
Pendapatku untuk kekurangan buku ini yaitu tidak bisa disajikan kepada semua khalayak umum, apalagi yang lebih suka baca buku modern. Mungkin mereka bakal berpendapat buku absurd dan jelek atau mereka bakal komplain karena tidak ada penjelasan yang pasti. Kafkaesque, merupakan sebutan ciri khas Kafka atau gaya tulisannya. Yang intinya ketika kamu masuk dunia surealis kemudian ada masalah (Gregor berubah menjadi serangga) dan kamu mencoba terus maju, tanpa kenal lelah. Walaupun pada akhirnya kamu akan kalah (aku enggak akan bilang kenapa Gregor kalah, nanti spoiler. Silahkan baca sendiri).
Nah itu saja review buku kali ini.
Das ist alles
Danke fürs Lesen
Bis zum nächsten Mal
Comments
Post a Comment