Ulasan Film, Tenet; Film Terbaru dari Nolan
Judul : Tenet
Sutradara : Christopher Nolan
Produser : Emma Thomas
Christopher Nolan
Skenario : Christopher Nolan
Pemeran : John David Washington
Robert Pattinson
Elizabeth Debicki
Dimple Kapadia
Clémence Poésy
Michael Caine
Kenneth Branagh
Musik : Ludwig Göransson
Sinematografi : Hoyte van Hoytema
Penyunting : Jennifer Lame
Perusahaan produksi : Syncopy Inc.
Warner Bros. Pictures
Distributor : Warner Bros. Pictures
Tanggal rilis : 26 Agustus 2020 (Britania Raya)
3 September 2020 (Amerika Serikat)
23 Desember 2020 (Indonesia)
Durasi : 150 menit
Kutipan dari wikipedia.org
Ok guys, kembali bersama Discimusacitya, kali ini aku bakal mengulas filmnya Christopher Nolan, Tenet. Yang ceritanya tentang Reserve Entrophy or Time Inversion. Langsung saja kita kutip sinopsis film ini dari IMDb.
Armed with only one word, Tenet, and fighting for the survival of the entire world, a Protagonist journeys through a twilight world of international espionage on a mission that will unfold in something beyond real time.
Kutipan dari imdb.com
Yang kurang lebih artinya begini: Berbekal hanya dengan satu kata, yaitu Tenet dan perjuangan untuk menyelamatkan dunia, seorang Protagonis melalui dunia senja dari spionase internasional dalam sebuah misi yang akan terungkap di luar waktu yang nyata.
Ok, berbelit-belit dan bertele-tele. Premis simple, seperti cerita mainstream superhero yang lain. Bercerita tentang Protagonis yang bergabung dengan divisi Tenet untuk menyelamatkan dunia dari teknologi something that can be inverted.
Dari sinopsis di atas terasa banget klasiknya dalam konteks sebuah cerita superhero. I don't why, Christopher Nolan malah membuat cerita superhero bertajuk Time inversion ini. Mungkin karena cerita superhero yang akhir-akhir ini menjamur?
P.S selain trilogi The Dark Knight ya, karena cerita itu emang pure superhero.
And guess what? Yap, villannya orang Rusia, klasik.
Untuk konsep Reserve Entrophy sebenarnya enggak bikin kepala berasap atau pusing atau tiba-tiba konslet. Ada karakter Barbara yang diperankan oleh Clémence Poésy, menjelaskan. "One of these bullets is like us, travelling forward through time. The other one's going backwards. It's inverted, its entrophy run backwards. So, to our eyes, its movement is reserved."
Well, Protagonis bahkan bertanya setelah scene itu, "what about free will?". Und leider, kita enggak disuguhkan jawabannya secara langsung dalam film ini. Atau mungkin dijelaskan secara tersirat, apalagi saat Protagonis melakukan Time Inversion. Does he have free will or it's just unending cycle? Seperti series Dark keluaran Netflix dengan konsep yang mirip, Die Ende ist Der Angfang; Der Angfang ist Die Ende. Akhir adalah permulaan; permulaan adalah akhir.
Apalagi kalimat, "what's happened's happend" yang dilontarkan oleh Neil; diperankan oleh Robert Pattison.
Tenet dipenuhi jargon intelek yang seakan-akan berteriak pada penonton “gila, cerdas banget nih ceritanya”. Namun semua manipulasi gambar dan editing itu terasa dingin. Terasa teknis sekali. Tidak ada jiwa di sana. Rangkaian cerita dalam Tenet ingin pamer dan membuatmu merasa goblok kalau sampai tidak paham selama menonton.
Aku suka sama kutipan ini.
Walaupun begitu, aku masih suka sama sinematografinya, apalagi saat di arena pertempuran terakhir. Yang satu moving fowards dan yang satunya lagi moving backwards. Adegan laga baku hantam dan tembak-tembakan yang dibungkus dengan bumbu Reserve Entrophy memang ciamik, dan fresh.
Lanjut untuk karakter. Karakter utama di sini digambarkan hampir semua misterius, alias tidak ada gambaran masa lalu. Mungkin satu-satunya karakter, yaitu Kat; diperankan oleh Elizabeth Debicki yang ada semacam 'landasan karakter'. Protagonis yang memang protagonis cuma ada satu perkembangan karakter, yaitu peduli terhadap Kat. Terlalu peduli malah. Untuk Neil ini misterius sampai akhir.
Villan. Sator karakternya lebih kuat dibandingkan Protagonis, Bahkan kalau aku tidak salah, satu-satunya karakter yang punya masa lalu. Mungkin untuk kepentingan cerita apalagi dia yang punya teknologi itu. Atau mungkin saja keterbatasan waktu, sehingga tidak semua karakter mendapatkan porsi cerita masing-masing.
Untuk masalah akting kurasa tidak ada masalah. Malah Sator; diperankan oleh Kenneth Branagh membuatku terkecoh dengann aksen Rusianya. Kupikir Kenneth Branagh orang Rusia beneran ternyata orang Irlandia.
Konsep time travel sebenarnya sudah dari dulu menjamur di genre fiksi ilmiah. Christopher Nolan berhasil mengangkat konsep ini dengan berbeda, yaitu Time Inversion walaupun nanti muncul berbagai paradoks yang sama ketika bersangkutan dengan time travel. Selama dua jam setengah tanpa terasa dibawa oleh cerita Nolan, penuh laga maupun aksi. Aku sendiri merasa enjoy dengan film ini disamping plot superhero klasik.
Rating untuk film ini 6.9/10
C'est tout
Merci d'avoir lu
À la prochaine
Comments
Post a Comment